Jumat, 21 Desember 2018

Analisis Studi Kasus Berdasarkan SAP


ANALISIS STUDI KASUS BERDASARKAN SAP
Ariska Damayanti (11215020) / 4EA23
Judul : strategi pemasaran ekspor PT. Global Tropical Seafood dalam menghadapi kompetisi pasar global (Jamaludin Malik / 2015)
§  SAP materi pertemuan ke-1 : Mampu menjelaskan teori terkait: Konsep pemasaran global, kekuatan yang mendorong dan menghambat, orientasi manajemen, dan bisnis internasional.
§  SAP materi pertemuan ke-11 : Mampu menjelaskan pilihan strategi memasuki pasar global dan berekspansi
HASIL ANALISIS :
(Kekuatan yang mendorong dalam pemasaran global)
1.      Analisis Faktor Kekuatan
-          Kemampuan pihak manajemen dan pengalaman dalam melaksanakan kegiatan ekspor.
-          Produk yang dihasilkan telah memenuhi standar kualitas internasional.
-          Sistem jaringan online dalam pemasaran produk.
-          Saluran distribusi perusahaan berjalan efektif.
-          Perusahaan mempunyai jangkauan pemasaran yang cukup luas.
-          Budaya perusahaan yang menempatkan pelanggan sebagai raja.
-          Fasilitas-fasilitas perusahaan mendukung untuk melakukan diversifikasi produk.
2.      Analisis Faktor Peluang
-          Potensi sumber daya perikanan di Indonesia masih cukup besar.
-          Peluang    ekspor        perikanan      masih terbuka.
-          Kondisi ekonomi negara tujuan ekspor.
-          Kemajuan bioteknologi budidaya ikan    yang dapat mengatasi kekurangan stok bahan baku. Kebijakan pemerintah  dalam kemudahan proses ekspor.
-          Tren konsumsi masyarakat dunia khususnya untuk pemenuhan sumber protein mengalami pergeseran dari daging ke ikan
(Kekuatan yang menghambat dalam pemasaran global)
1.      Analisis Faktor Kelemahan
-          Ketersediaan     bahan     baku     yang sifatnya musiman.
-          Kemampuan menilai pesaing yang masih kurang.
-          Kapasitas produksi yang belum optimal.
-          Kurangnya tenaga pemasar sehingga beban kerja berlebih. Intensitas promosi masih kurang. Penerapan SOP belum optimal. Produktivitas karyawan yang masih rendah.
2.      Analisis Faktor Ancaman
-          Perubahan regulasi atau kebijakan perdagangan  negara  importir (pembatasan impor, tarif, dll).
-          Penggunaan  isu      lingkungan     dan kesehatan sebagai syarat ekspor. Fluktuasi nilai tukar mata uang.
-          Munculnya pesaing baru/teknologi baru/produk baru.
-          Kondisi   sospol Indonesia kurang kondusif.
-          Perubahan lingkungan alam.
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, diketahui bahwa perusahaan berada dalam kuadran I, sehingga dapat memperkuat kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
(Kegiatan ekspor dalam pemasaran global)
Usaha pengolahan hasil perikanan, dihadapkan kepada tantangan sekaligus peluang bisnis berupa                   meningkatnya populasi manusia dipermukaan bumi dan kecenderungan peningkatan konsumsi ikan per kapita.
Dengan memilih bisnis perikanan berorientasi       ekspor    serta    menggunakan bahan dan peralatan produksi lokal berarti akan memberi nilai tambah serta turut meningkatkan devisa negara yang sangat bermakna.
Bagi perusahaan yang melakukan pemasaran produknya ke luar negeri, pemasaran ekspor merupakan tahap pertama dalam merespon peluang pasar di luar negeri selain dari pasar domestik. Adanya peluang dan tantangan dalam pemasaran ekspor yang dipengaruhi oleh perubahan dalam lingkungan pemasaran baik lingkungan internal dan eksternal menjadikan kebutuhan akan strategi pemasaran ekspor yang bagus menjadi suatu hal yang mendesak dan penting dalam menghadapi intensitas persaingan yang tinggi di pasar global.

1.      Analisis Lingkungan Internal
Pemasaran     produk     PT    GTS    diprioritaskan     untuk    tujuan ekspor (95%), sedangkan sisanya (5%) untuk pasar domestik. Jangkauan pemasaran produk PT GTS sangat luas, meliputi dalam negeri (Jabodetabek, Bandung, Surabaya) serta luar negeri (Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Cina, Korea Selatan, Timur Tengah dan Australia). Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT GTS sudah menggunakan sistem jaringan online, sehingga lebih cepat dan efektif.
Ketersediaan    bahan    baku    yang    bersifat    musiman     dan pengaruh perubahan lingkungan yang tidak pasti menyebabkan kapasitas produksi belum optimal. Belum optimalnya kapasitas produksi ini tercermin dari masih berfluktuasinya kapasitas produksi riil dibandingkan dengan kapasitas produksi standar. Sementara produk-produk yang telah dihasilkan PT Global TropicalSeafood telah memenuhi standarkualitasinternasional. Produk-produk tersebut diarahkan pada pembuatan diversifikasi produk yang dapat memberi nilai tambah.
Pada tingkat jajaran manajerial ke atas (manajer, general manager, direksi dan presiden direktur), PT GTS telah mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan pengalaman berbisnis seafood yang berorientasi pada ekspor. Namun di sisi lain keberadaan karyawan pelaksana dengan pendidikan dan ketram- pilan terbatas menyebabkan produktivitas sulit untuk ditingkatkan.

2.      Analisis Lingkungan Eksternal
Dalam memasarkan produk seafood PT GTS ke negara-negara tujuan ekspor, karakteristik lingkungan demografi suatu negara sangat penting untuk diperhatikan. Karakteristik tersebut meliputi jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk serta karakteristik demografi lainnya.
Di lingkungan ekonomi global, indikator ekonomi yang dapat dipakai tim pemasar PT GTS untuk mengetahui kondisi ekonomi (kinerja) suatu negara yang menjadi tujuan ekspor dapat dilakukan dengan menggunakan peringkat daya saing internasional, tingkat pendapatan (GDP atau PDB dan GNP per kapita) negara yang menjadi tujuan eksporserta fluktuasinilai tukarmatauang.
Berbagai kebijakan pemerintah melalui deregulasi dan debirokratisasi di bidang ekspor telah mampu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Di sisi lain, kondisi sosial politik Indonesia yang kurang kondusif akan mengancam usaha bisnis PT GTS dalam hal pengembangan bisnis dan kegiatan ekspornya.
Dewasa    ini,    tren    konsumsi     masyarakat dunia     khususnya untuk kebutuhan sumber protein mengalami pergeseran dari redmeat (daging) ke white meat (ikan). Selain itu, adanya culture dari salah satu negara tujuan ekspor PT GTS yaitu Jepang, bahwa ikan kakap merah sebagai simbol keberuntungan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar